Asal-usul Nama Jalan KH Zainal Mustofa
Asal-usul Nama Jalan KH Zainal Mustofa

Asal-usul Nama Jalan KH Zainal Mustofa

Diposting pada

Kota Tasikmalaya – Asal-usul Nama Jalan KH Zainal Mustofa. Berikut hasil riset dan sebuah artikel tentang asal mula (sejarah) Jalan KH Zainal Mustofa di Kota Tasikmalaya, lengkap dengan latar tokoh yang diabadikan pada jalan tersebut, nilai historisnya, serta perkembangan dari waktu ke waktu.

Asal-usul Nama Jalan KH Zainal Mustofa

  • KH Zainal Mustofa atau KH Zainal Mustafa adalah ulama dan pahlawan nasional dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
  • Ia lahir di Kampung Bageur, Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Ada beberapa versi tahun lahirnya (sekitar 1899) dan kemudian setelah menunaikan ibadah haji ia memakai nama Zainal Mustofa.
  • KH Zainal Mustofa dikenal karena kiprahnya dalam mendirikan pesantren (Pesantren Sukamanah) dan kegiatan dakwah serta perlawanan terhadap penjajahan, khususnya Jepang.

Karena jasa-jasa dan memorinya dianggap sangat penting, maka nama beliau diabadikan menjadi nama jalan di Kota Tasikmalaya: Jalan KHZ Zainal Mustofa (kadang ditulis “HZ Mustofa”, “KHZ Mustofa”). Jalan ini menjadi salah satu jalan utama, juga ikon di kota.

Sejarah Jalan dan Perkembangannya

Berikut beberapa hal penting tentang bagaimana Jalan KHZ Zainal Mustofa berkembang dari masa ke masa:

  1. Penetapan Nama dan Fungsi AwalJalan ini mulai dikenal dengan nama KHZ Zainal Mustofa sebagai penghormatan terhadap sang pahlawan. Nama jalan digunakan untuk memperingati kontribusi beliau dalam perjuangan serta ilmu keagamaan.
  2. Pusat Aktivitas Sosial, Ekonomi, dan BudayaSeiring waktu, Jalan KHZ Mustofa menjadi pusat aktivitas di Tasikmalaya:
    • Banyak pertokoan, pusat perbelanjaan, jalur pejalan kaki (trotoar), dan pedestrian yang makin difungsikan.
    • Ruas jalan ini menjadi kawasan yang sibuk, baik untuk perdagangan lokal, kunjungan masyarakat, aktivitas kuliner, dan interaksi sosial lainnya.
  3. Perlawanan dan Nilai Sejarah yang DikorbankanKH Zainal Mustofa juga dikenal karena aksi nyata perlawanan terhadap penjajahan Jepang:
    • Contoh: penolakan terhadap perintah “Seikerei”  sebuah aturan dari Jepang yang mewajibkan rakyat membungkuk kepada matahari terbit sebagai simbol hormat kepada Kaisar Jepang. KH Zainal Mustofa bersama santri dan pendukung menolak aturan tersebut.
    • Karena aktivitasnya, ia sempat ditangkap/ditahan oleh penjajah.

    Karena itu jalan yang memakai namanya bukan saja penghormatan formal, tapi juga simbol semangat perjuangan dan identitas lokal yang menghargai sejarah pesantren dan perlawanan terhadap penjajahan.

  4. Modernisasi dan Revitalisasi Ruang PublikDalam beberapa tahun terakhir, pemkot Tasikmalaya melakukan berbagai upaya pengembangan pada jalan ini agar tidak hanya menjadi jalur transportasi, tetapi juga ruang publik yang nyaman:
    • Pedestrian (trotoar) diperluas, fasilitas pejalan kaki dan jalur sepeda ditambah.
    • Penataan estetik seperti lampu artistik, tempat duduk (bench), payung besar, dan elemen dekoratif lainnya agar suasana lebih menarik dan ramah untuk warga.
    • Rencana agar kawasan ini menjadi semacam “Malioboro-nya Tasikmalaya”  yakni area jalan pusat yang hidup, ramai pejalan kaki dan aktivitas budaya, bebas parkir sembarangan.

Makna dan Relevansi Sosial

  • Jalan KHZ Mustofa bukan hanya nama, melainkan juga sarana pengingat sejarah terhadap perjuangan untuk kemerdekaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut oleh KH Zainal Mustofa.
  • Jalan tersebut menjadi pusat perdagangan dan bisnis lokal penting, sehingga berperan besar dalam ekonomi kota.
  • Fungsinya sebagai ruang publik menunjukkan perubahan pemikiran kota agar infrastruktur kota tidak hanya melayani kendaraan tetapi juga pejalan kaki, ruang interaksi, dan identitas budaya.

Tantangan

Beberapa tantangan yang muncul dalam praktik penggunaan dan pengelolaan Jalan KHZ Mustofa antara lain:

  • Kepadatan dan kerumunan, terutama saat akhir pekan atau jam-jam ramai.
  • Persoalan parkir yang sering mengganggu pedesterian dan ruang pejalan kaki.
  • Keseimbangan antara fungsi komersial sebagai pusat bisnis dengan fungsi historis dan ruang publik. Ada kekhawatiran nilai historis berubah menjadi sekadar label tanpa penghormatan penuh terhadap cerita di baliknya.

Kesimpulan

Jalan KHZ Zainal Mustofa di Tasikmalaya adalah salah satu contoh nyata bagaimana nama tokoh lokal yang berjasa diabadikan dalam ruang kota. Jalan itu menjadi simbol penghormatan, sejarah perjuangan, keagamaan, serta identitas budaya masyarakat Tasikmalaya. Dengan perkembangan kota dan perubahan fungsi ruang publik, jalan ini juga mengalami transformasi menjadi pusat kegiatan sosial dan ekonomi, sekaligus ruang interaksi budaya. Untuk menjaga nilai-nilainya, penting agar masyarakat dan pemerintah terus mengingat dan mendidik generasi baru tentang KH Zainal Mustofa dan makna di balik ruang yang mereka lalui setiap hari.

Baca juga:  Keindahan dan Keagungan Masjid Agung Kota Tasikmalaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *